Makna dan Pelaksanaan Doa I’tidal Usai Ruku dalam Sholat

Selamat datang dalam artikel ini yang akan membahas tentang doa itidal usai ruku. Doa itidal merupakan salah satu momen penting dalam shalat yang menghubungkan antara ruku dan sujud. Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai doa itidal, signifikansinya dalam ibadah, serta bagaimana kita dapat memaknai setiap kata yang terkandung dalam doa tersebut.

Dalam praktik shalat, setiap gerakan memiliki makna dan tujuannya masing-masing. Begitu juga dengan doa itidal yang diucapkan setelah melakukan ruku. Doa ini memiliki nilai spiritual yang tinggi dan mengajarkan kita untuk merenungkan keagungan serta kasih sayang Allah. Melalui artikel ini, mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai pentingnya doa itidal dalam konteks ibadah kita sehari-hari.

Pengertian

I’tidal merujuk kepada gerakan penting yang melibatkan peralihan dari posisi ruku ke posisi berdiri dalam rangka menjalankan salat. Dalam salat, i’tidal adalah bagian yang wajib dilakukan dan memiliki makna yang mendalam. Istilah ini diambil dari kata “i’tadala-ya’tadilu-i’tidalan,” yang memiliki makna “seimbang, rata, tegak.” Konsep i’tidal dalam konteks salat mengacu pada tindakan berdiri dengan tegak setelah melaksanakan ruku, sebagai momen persambungan antara dua gerakan tersebut.

Ustaz A. Solihin As Suhaili dalam bukunya, “Panduan Shalat Doa & Dzikir,” menjelaskan bahwa i’tidal adalah langkah penting dalam salat yang mengharuskan kita untuk berdiri kembali setelah ruku sebelum melanjutkan ke sujud. Hal ini mengandung arti mendalam tentang keseimbangan dalam ibadah kita.

Serupa dengan gerakan-gerakan lain dalam salat, i’tidal dilakukan dengan penuh khusyuk dan tenang. Proses ini dilakukan dengan hati-hati, tanpa ada keburu-buruan. Dalam ajaran hadits, Rasulullah SAW telah menjelaskan doa dan bacaan yang sebaiknya diucapkan ketika melaksanakan gerakan i’tidal. Melalui tindakan ini, kita diingatkan untuk menghormati setiap detik salat dengan penuh kesadaran dan perenungan.

Doa dan Bacaan Saat I’tidal Selanjutnya

Ketika kita melanjutkan dari bacaan “robbana wa lakal hamdu,” kita dapat memperluasnya menjadi sebuah doa yang mengandung makna mendalam. Doa ini merupakan ungkapan penghormatan dan rasa syukur yang lebih mendalam kepada Allah SWT. Bacaan ini terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

(Arab latin: Allahumma robbanaa lakal hamdu mil-assamawaati wa mil-al ardhi, wa mil-a maa syi’ta min syai-in ba’du)

Artinya: “Ya Allah, Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”

Doa ini memberikan dimensi yang lebih dalam dalam memuji Allah, dengan mengakui pujian yang mencakup seluruh alam semesta dan apa pun yang Allah kehendaki. Melalui doa ini, kita mengekspresikan rasa syukur dan keterkaitan kita yang kuat dengan Sang Pencipta.

Selain bacaan di atas, masih terdapat variasi lain yang bisa diucapkan oleh umat Muslim saat i’tidal. Salah satunya adalah bacaan yang diriwayatkan oleh Rifa’ah bin Rofi:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

(Arab latin: Robbana walakal hamdu, hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih)

Artinya: “Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik, dan penuh berkah.”

Tata Cara Sholat

Setelah memahami doa itidal, penting bagi kita untuk mengenal tata cara sholat secara menyeluruh. Berikut adalah langkah-langkah tata cara sholat yang harus diperhatikan oleh umat Islam:

  1. Niat Salat
  2. Berdiri Tegak atau Dukuk
    • Pandangan mata mengarah ke tempat sujud bagi yang mampu.
    • Bagi yang tidak mampu atau memiliki keterbatasan fisik, dapat melakukan dengan dukuk.
    • Jika tidak mampu, dapat dilakukan dengan cara berbaring.
  3. Takbiratul Ihram
    • Ucapkan Takbir “Allahu akbar” pada awal ibadah sholat.
    • Angkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga.
    • Hadapkan telapak tangan ke arah kiblat dan ucapkan “Allahu akbar”.
    • Bersedekap dengan meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri atau di atas pergelangan atau lengan tangan kiri.
  4. Membaca Doa Iftitah pada Rakat Pertama
  5. Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Qur’an
  6. Mulai Rukuk
    • Mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga, sambil mengucapkan Allahu akbar.
    • Turun ke posisi rukuk dan letakkan telapak tangan di lutut.
    • Punggung lurus, kepala sejajar dengan punggung, dilakukan dengan tenang.
    • Bacakan bacaan rukuk seperti Subḥāna rabbi al-ʿadhīm (3x) atau bacaan alternatif lainnya.
  7. Bangun dari Rukuk dan I’tidal
    • Bangkit dari rukuk dan lakukan i’tidal dengan tenang, sambil membaca “sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu.”
  8. Sujud
    • Turunkan badan menuju sujud sambil bertakbir: Allahu akbar.
    • Sujud dengan bertumpu pada 7 anggota badan.
    • Bacakan bacaan sujud seperti Subhaana robbiyal a’laa (3x) atau bacaan alternatif lainnya.
  9. Iftirasy atau Duduk di Antara Dua Sujud
    • Bangkit dari sujud pertama dan duduk iftirasy.
    • Bacakan doa di antara dua sujud.
  10. Sujud Kedua
    • Kembali sujud seperti pada tahap sebelumnya.
  11. Bangun dan Berdiri untuk Rakaat Berikutnya
    • Bangun dari sujud kedua dengan bertakbir, kemudian berdiri untuk rakaat berikutnya.
  12. Tasyhud Awal
    • Setelah mendapatkan dua rakaat, duduk tasyhud awal.
    • Bacakan bacaan tasyhud dan acungkan jari telunjuk tangan kanan.
  13. Salam
    • Lihat ke kanan dan berikan salam ke kanan.
    • Lihat ke kiri dan berikan salam ke kiri.
    • Lanjutkan dengan istighfar dan dzikir.

Dengan mengikuti tata cara sholat yang benar, umat Islam dapat menjalankan ibadah sholat dengan penuh khusyuk dan khidmat. Setiap gerakan dan bacaan memiliki makna dan nilai spiritual yang mendalam, menghubungkan kita lebih dekat dengan Allah SWT dalam setiap tahap salat.

Rukun Sholat

Selain memahami doa itidal dan tata cara pelaksanaannya, adalah penting bagi kita untuk memahami rukun-rukun sholat agar ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Rukun sholat adalah setiap tindakan atau perkataan yang membentuk inti dari pelaksanaan sholat. Jika salah satu rukun ini terlewatkan, maka sholat menjadi tidak sah dan tidak dapat digantikan dengan sujud sahwi.

Berikut ini adalah rukun-rukun sholat yang perlu diperhatikan:

  1. Berdiri Bagi yang Mampu
  2. Niat dalam Hati
  3. Takbiratul Ihram
  4. Membaca Surat Al-Fatihah pada Tiap Rakaat
  5. Rukuk dengan Tuma’ninah
  6. Iktidal Setelah Rukuk dengan Tumakninah
  7. Sujud Dua Kali dengan Tumakninah
  8. Duduk Antara Dua Sujud dengan Tumakninah
  9. Duduk Tasyahud Akhir
  10. Membaca Bacaan Tasyahud Akhir
  11. Membaca Selawat Nabi pada Tasyahud Akhir
  12. Membaca Salam yang Pertama
  13. Tertib Melakukan Rukun Secara Berurutan

Mengetahui dan mematuhi rukun-rukun sholat adalah suatu kewajiban yang mengarahkan kita untuk melaksanakan ibadah sholat dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tuntunan yang benar. Rukun-rukun ini mencakup setiap aspek penting dalam setiap tahap sholat, sehingga ibadah kita menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.

Keutamaan Melantunkan Doa dan Bacaan I’tidal

Rasulullah telah mengingatkan tentang keutamaan melantunkan doa dan bacaan i’tidal melalui hadits-hadits berikut:

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah SAW mengajarkan:

إِذَا قَالَ الإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Jika imam mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah,’ maka hendaklah kalian mengucapkan ‘robbana wa lakal hamdu.’ Karena siapa saja yang ucapannya tersebut bersesuaian dengan ucapan para malaikat, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Selain itu, terdapat hadits lain yang menggambarkan keutamaan membaca doa i’tidal:

رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلاَثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا ، أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ

Artinya: “Aku melihat sekitar tiga puluh lebih malaikat yang berlomba-lomba untuk mencatatnya, siapa di antara mereka yang akan mencatatnya lebih dahulu.” (HR Bukhari).

Dari dua hadits ini, kita dapat memahami bahwa melantunkan doa dan bacaan i’tidal memiliki keutamaan yang luar biasa. Doa i’tidal yang kita ucapkan saat imam mengucapkan “sami’allahu liman hamidah” adalah ungkapan syukur dan penghormatan kepada Allah. Apabila kita mengucapkan doa tersebut seiring dengan ucapan para malaikat, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.

Kesimpulan

Dalam perjalanan mengenal doa i’tidal, tata cara sholat, rukun-rukun sholat, serta keutamaan melantunkan doa dan bacaan i’tidal, kita telah memahami betapa pentingnya menjalankan ibadah sholat dengan penuh kesadaran, khusyuk, dan kepatuhan kepada ajaran agama. Doa i’tidal menjadi momen penting dalam sholat, mengajarkan kita tentang keseimbangan, ketenangan, dan rasa syukur kepada Allah. Dalam setiap tahapnya, tata cara sholat membimbing kita untuk menjalankan ibadah dengan urutan yang benar, sesuai dengan rukun-rukun yang telah ditentukan.

Rukun-rukun sholat menjadi pondasi utama yang harus dipegang teguh, karena kehadiran setiap rukun menjadi cerminan kesempurnaan dan kelengkapan sholat kita. Kewajiban untuk memenuhi rukun-rukun ini adalah bagian integral dari ibadah sholat, yang tidak boleh diabaikan.

Selain itu, melantunkan doa dan bacaan i’tidal memiliki keutamaan yang luar biasa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Setiap kata yang diucapkan dalam doa ini membawa makna dan nilai spiritual yang mendalam, menghubungkan kita dengan Sang Pencipta dan membawa pahala serta pengampunan dosa.

Pertanyaan Umum

Q: Apa yang dibaca setelah Sami Allahu liman hamidah?
A: Setelah mendengar ucapan “Sami’allahu liman hamidah,” kita mengucapkan “Robbana walakal hamd” sebagai ungkapan syukur kepada Allah.

Q: Rabbana lakal hamdu doa apa?
A: “Robbana lakal hamdu” adalah doa yang berarti “Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji.”

Q: Doa i’tidal apakah wajib?
A: Doa i’tidal tidak termasuk dalam rukun sholat, tetapi merupakan bagian yang sangat dianjurkan dan mengandung nilai penting dalam salat.

Q: Apa rukun yang dilakukan setelah i’tidal?
A: Setelah i’tidal, kita melakukan sujud dua kali dengan tumakninah, kemudian duduk di antara dua sujud juga dengan tumakninah.

Q: Habis i’tidal membaca apa?
A: Setelah i’tidal, kita membaca bacaan “Subhaana robbiyal a’laa” atau bacaan alternatif yang memiliki makna serupa.

Q: Bolehkah i’tidal membaca Rabbana Walakal hamdu?
A: Tidak ada bacaan “Rabbana walakal hamdu” setelah i’tidal. Yang dibaca adalah “Sami’allahu liman hamidah” dan “Robbana walakal hamd.”

Q: Apa arti dari Allahumma lakal hamdu?
A: “Allahumma lakal hamdu” berarti “Ya Allah, bagi-Mu segala puji.”

Q: Kapan membaca Rabbana lakal hamdu hamdan katsiran?
A: Bacaan “Robbana lakal hamdu hamdan katsiran tayyiban mubaarakan fiih” biasanya dilakukan saat duduk tasyahud akhir, sebagai bagian dari bacaan dalam tahap akhir sholat.

Makna dan Pelaksanaan Doa I’tidal Usai Ruku dalam Sholat