Selamat datang di artikel ini yang akan membahas tentang “Doa Kafaratul Majelis”. Dalam berbagai momen, terutama saat berkumpul dalam majelis atau pertemuan, doa ini memiliki makna dan keutamaannya sendiri. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dengan rinci tentang doa ini, signifikansinya, dan bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian
Doa Kafaratul Majelis adalah doa yang diucapkan ketika sebuah majelis atau pertemuan akan diakhiri. Rasulullah SAW telah mengajarkan pentingnya membaca doa baik saat memulai maupun mengakhiri suatu majelis atau pertemuan yang membahas perkara Islam.
Membaca doa Kafaratul Majelis melambangkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelancaran berlangsungnya suatu majelis. Doa ini mewakili kesadaran mendalam umat Muslim bahwa keberlangsungan sebuah majelis hanya terjadi atas kehendak Allah SWT.
Dalam lafadz doa Kafaratul Majelis, terkandung pujian kepada Sang Maha Kuasa dan kesaksian tentang keesaan Allah SWT sebagai satu-satunya yang patut dipuja. Bagian akhir doa mengungkapkan permohonan ampun dan taubat seorang hamba kepada Allah SWT.
Tujuan Membaca Doa Kafaratul Majelis
Salah satu tujuan utama membaca Doa Kafaratul Majelis adalah untuk memohon ampunan Allah SWT terhadap segala kesalahan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya suatu majelis atau pertemuan. Doa ini mencerminkan kerendahan hati dan kesadaran bahwa manusia sebagai hamba rentan melakukan kesalahan.
Bacaan Doa Kafaratul Majelis
Menyelenggarakan atau mengikuti suatu acara hendaklah dimulai dan diakhiri dengan doa. Tindakan ini mencerminkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelancaran acara hingga berakhir.
Sebagai penutup acara, umat Muslim dianjurkan untuk membaca Doa Kafaratul Majelis. Berikut adalah bacaannya yang mudah diucapkan:
Bacaan Doa Kafaratul Majelis:
سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ أنْتَ أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya: “Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Keutamaan Membaca Doa Tersebut
Membaca doa tersebut memiliki berbagai keutamaan yang di antaranya adalah:
- Menghapuskan Dosa: Doa ini memiliki keistimewaan untuk menghapus dosa-dosa, memberikan kesempatan bagi individu untuk membersihkan diri dari kesalahan yang mungkin terjadi.
- Mengokohkan Ilmu yang Bermanfaat: Membaca doa ini juga membawa manfaat dalam dunia ilmu. Ilmu yang diperoleh menjadi lebih berharga dan bermanfaat, karena doa ini memuliakan pengetahuan yang digunakan dengan tujuan yang baik.
- Mempermudah Menuju Surga: Salah satu keajaiban doa ini adalah kemampuannya untuk membantu individu dalam meraih surga. Dengan doa ini, langkah menuju surga menjadi lebih terbuka.
- Memperkuat Iman: Membaca doa ini secara teratur memiliki efek positif terhadap iman seseorang. Iman akan menjadi lebih kokoh dan kuat, menguatkan hubungan spiritual dengan Allah SWT.
- Meredakan Kemurkaan Allah SWT: Doa Kafaratul Majelis memiliki potensi untuk meredam kemurkaan Allah SWT. Dengan kerendahan hati dan rasa penyesalan yang terkandung dalam doa ini, seseorang dapat meredam potensi murka Ilahi.
Landasan Doa Kafaratul Majelis
Pentingnya membaca Doa Kafaratul Majelis setelah acara selesai tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa hadis yang menjadi landasan untuk praktik ini.
Berikut adalah hadis-hadis yang menjadi dasar dari Doa Kafaratul Majelis, yang perlu dipahami dengan baik:
Hadis Pertama Hadis pertama diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang duduk dalam suatu majelis dan banyak mengucapkan perkataan yang tidak memiliki manfaat, hendaklah ia mengucapkan sebelum bangkit dari majelisnya, ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik’.” Artinya: “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu); kecuali dosa-dosanya diampuni saat dalam majelis itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3433).
Hadis Kedua Hadis kedua berasal dari Abu Barzah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengucapkan pada akhir pertemuan sebelum bangkit: ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik’. Artinya: “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” Selain itu, ada seseorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya.” Mendengar ini, Rasulullah menjawab, “Itu adalah kafarat untuk dosa yang terjadi selama dalam majelis.” (HR. Abu Daud).
Hadis Ketiga Hadis ketiga disampaikan oleh Ibnu Umar r.a. sebagai berikut: “Jarang sekali Rasulullah SAW berdiri dari suatu majelis tanpa mengucapkan doa-doa ini: ‘Allohummaqsim lanaa min khosy-yatika maa tahuulu bihi baynanaa wa bayna ma’aashik, wa min thoo’atika maa tuballighunaa bihi jannatak, wa minal yaqiini maa tuhawwinu ‘alaynaa mashoo-ibad dunyaa. allohumma matti’na bi asmaa’inaa wa ab-shorinaa, wa quwwatinaa maa ahyaytanaa, waj’alhul waaritsa minnaa, waj’al tsa’ronaa ‘ala man zholamanaa, wan-shurnaa ‘alaa man ‘aadaanaaa, wa laa taj’al mushibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunyaa akbaro hamminaa, wa laa mab-lagho ‘ilminaa, wa laa tusallith ‘alaynaa mallaa yarhamunaa’. Artinya: “Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang mencegah kami dari berbuat maksiat kepada-Mu. Jadikanlah ketaatan kami kepada-Mu sebagai jalan yang membawa kami ke surga-Mu. Dan tetapkanlah keyakinan kami kepada-Mu sebagai penghibur kami dalam menghadapi cobaan dunia. Ya Allah, berikanlah kenikmatan kepada pendengaran kami, penglihatan kami, dan kekuatan kami selama kami masih hidup. Buatlah kami menjadi waris yang baik dan adil dalam harta dan ilmu. Dan bantulah kami melawan orang yang menzalimi kami, serta berikanlah pertolongan kepada kami atas orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan ujian dalam agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini menjadi obsesi terbesar bagi kami, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai batas ilmu kami, dan janganlah Engkau berikan kekuasaan atas kami kepada orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan pada kami.” (HR. Tirmidzi, no. 3502).
Dalil Anjuran Membaca Doa Kafaratul Majelis
Berlandaskan Informasi dari Muslim.or.id, Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta, anjuran membaca Doa Kafaratul Majelis merujuk pada salah satu sabda Rasulullah yang berbunyi:
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ما جَلسَ قومٌ مجلِسًا لم يذكُروا اللهَ فيهِ ولم يُصلُّوا على نبيِّهم إلَّا كان عليهم تِرةٌ فإنَّ شاءَ عذَّبَهم وإن شاءَ غفرَ لَهم
Artinya: “Tidaklah suatu kelompok duduk dalam suatu majelis tanpa mengingat Allah di dalamnya dan tanpa bersalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kecuali akan ada kerugian dan penyesalan yang menanti mereka di hari kiamat. Jika Allah berkehendak, maka Allah akan mengazab mereka. Dan jika Allah berkehendak, maka Allah akan mengampuni mereka.” (HR. At-Tirmidzi no. 3380 dan disahkan oleh Syekh Al-Albani rahimahullah).
Niat dan Tata Cara Pelaksanaannya
Ajaran Islam mengajak setiap muslim untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan senantiasa berzikir kepada Allah, bahkan saat hendak berpindah dari sebuah majelis.
Dalam riwayat dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasanya ketika hendak bangkit dari majelis mengucapkan, سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك “Subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik.” Artinya: “Mahasuci Engkau ya Allah. Dan segala pujian tertuju kepada-Mu. Tidak ada ilah yang patut disembah kecuali Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”
Kemudian ada seorang sahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, Engkau baru saja mengucapkan sesuatu yang sebelumnya aku belum pernah mendengarmu mengucapkannya.” Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Kata-kata ini adalah kaffarah atas apa yang terjadi dalam majelis.” (HR. Abu Dawud no. 4859)
Hikmah Dianjurkannya Membaca Doa Kafaratul Majelis
Anjuran membaca Doa Kafaratul Majelis saat mengakhiri pertemuan terkait perkara Islam memiliki hikmah yang berharga untuk dipetik sebagai pelajaran.
1. Sebagai Penebus Kesalahan atau Perkataan yang Tidak Bermakna
Hikmah pertama dari membaca Doa Kafaratul Majelis adalah sebagai penebus jika terdapat perkataan atau tindakan yang tidak bermakna atau sia-sia yang tak disadari selama berada dalam majelis. Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sering mengakhiri majelis dengan doa ini. Beliau mengajarkan bahwa jika dalam majelis terdapat perkataan yang baik, maka doa ini akan memantapkan kebaikan tersebut. Dan jika terdapat perkataan buruk, maka doa ini menjadi kaffarah atau penebus atas kesalahan tersebut.
2. Sebagai Penambal Kekurangan dalam Pertemuan
Hikmah kedua dari membaca Doa Kafaratul Majelis adalah sebagai upaya untuk menambal kekurangan dalam pertemuan yang telah diselenggarakan. Sa’id bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah, dalam menjelaskan ayat 198-199 dari surah Al-Baqarah, mengungkapkan bahwa setelah menyelesaikan berbagai ibadah, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak istighfar (memohon ampunan) dan zikir (pengingatan akan Allah). Istighfar berfungsi untuk merapikan segala kekurangan yang mungkin terjadi selama ibadah. Zikir merupakan ungkapan syukur atas taufik (bimbingan Allah) yang diberikan untuk menjalankan ibadah.
Dengan membaca Doa Kafaratul Majelis, seorang Muslim mengakui keterbatasannya dan memohon ampun atas ketidaksempurnaan dalam beribadah. Doa ini juga memperkuat rasa syukur atas taufik yang Allah anugerahkan untuk beribadah dengan baik. Tindakan ini mengajarkan rendah hati dan rasa terima kasih yang terus-menerus kepada Allah, serta menunjukkan kesadaran untuk selalu memperbaiki diri.
Kesimpulan
Membaca Doa Kafaratul Majelis adalah praktik yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai bentuk syukur dan kesadaran terhadap kehadiran Allah dalam setiap pertemuan dan majelis. Doa ini memiliki beberapa hikmah yang dapat menjadi pembelajaran bagi setiap muslim.
Dalam membaca Doa Kafaratul Majelis, kita menemukan hikmah pertama yang mengajarkan pentingnya penebusan atas perkataan atau tindakan yang sia-sia atau kurang bermakna selama bermajelis. Doa ini menjadi sarana untuk merapikan dan memperbaiki kesalahan yang tidak disadari, serta menebus segala hal yang tidak berkontribusi pada tujuan yang baik.
Hikmah kedua dari membaca doa ini adalah untuk mengenali kekurangan dalam pertemuan yang telah berlangsung. Doa ini berfungsi sebagai penambal atas segala kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pertemuan, memastikan bahwa setiap pertemuan atau majelis senantiasa diisi dengan zikir kepada Allah dan akhir yang bermakna.
Dengan mengaplikasikan Doa Kafaratul Majelis, seorang muslim tidak hanya menunjukkan sikap rendah hati dan rasa syukur terhadap petunjuk Allah, tetapi juga mengingatkan akan pentingnya introspeksi diri dalam setiap tindakan dan perkataan. Praktik ini mengajarkan bahwa kesadaran terhadap Allah seharusnya tetap ada dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk dalam pertemuan dan majelis.
Pertanyaan Umum
Q: Apa yang dimaksud dengan doa kafaratul majelis?
A: Doa kafaratul majelis adalah doa yang dibaca saat akan mengakhiri sebuah majelis atau pertemuan. Doa ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas berlangsungnya majelis dan sebagai bentuk penebus dosa atau kesalahan yang mungkin terjadi selama pertemuan.
Q: Kapan membaca doa kafaratul majelis?
A: Doa kafaratul majelis dibaca ketika hendak mengakhiri suatu pertemuan atau majelis, terutama yang berkaitan dengan perkara Islam. Doa ini diucapkan sebagai penutup setelah selesai berdiskusi atau berada dalam pertemuan.
Q: Apa keutamaan membaca doa kafaratul majelis?
A: Membaca doa kafaratul majelis memiliki beberapa keutamaan, antara lain bisa menghapus dosa-dosa, membuat ilmu yang didapatkan lebih bermanfaat, memudahkan menuju surga, memperkuat iman, dan meredam kemurkaan Allah SWT.
Q: Apa isi naskah doa penutup majelis?
A: Doa penutup majelis, atau doa kafaratul majelis, memiliki lafadz seperti ini:
“سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك”
Artinya: “Mahasuci Engkau ya Allah. Dan segala pujian terhatur untuk-Mu. Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”
Q: Apa doa “Astaghfiruka wa atubu ilaih”?
A: Doa “Astaghfiruka wa atubu ilaih” adalah bagian dari doa kafaratul majelis yang berarti “Aku memohon ampun dan aku bertobat kepada-Mu.” Doa ini menggambarkan rasa penyesalan dan niat untuk memperbaiki diri kepada Allah SWT.
Q: Bagaimana naskah doa penutup acara formal?
A: Doa penutup acara formal dapat diakhiri dengan doa kafaratul majelis atau doa-doa lain yang mencerminkan kesyukuran dan permohonan ampun kepada Allah SWT atas berlangsungnya acara tersebut.
Q: Apa hikmah dari doa penutup?
A: Hikmah dari membaca doa penutup, atau doa kafaratul majelis, termasuk sebagai penebus dosa atau perkataan yang kurang bermakna selama pertemuan. Doa ini juga sebagai penambal kekurangan dalam pertemuan serta mengingatkan untuk senantiasa berhubungan dengan Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Q: Apa arti dari “Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika allahummaghfirli”?
A: “Subhanaka Allahumma Rabbana Wabihamdika allahummaghfirli” merupakan bagian dari doa kafaratul majelis. Artinya adalah “Mahasuci Engkau ya Allah, Rabb kami, dan segala pujian terhatur untuk-Mu. Ya Allah, ampunilah aku.” Doa ini mengandung pengakuan atas kebesaran Allah dan permohonan ampun atas dosa-dosa.